FAKTOR PEMBENTUK TANAH Lima faktor yang mengontrol pembentukan
dan perkembangan tanah (Jenny,1941), yaitu:
iklim(climate)
bahan induk (parent material = p),
waktu (time = t),
organisme (organisms=o)
Dalam kenyataannya ada interdependensi antar faktor,
misalnya antara organisme dan iklim. Iklim dan organisme merupakan faktor
pembentuk tanah yang aktif, sedangkan bahan induk adalah faktor pasif.
Dalam hal satu faktor yang berubah, sementara yang
lain tetap disebut :
jika yang berubah hanya bahan induk lithosequence,
jika yang berubah hanya iklim climosequence
jika yang berubah hanya organism biosequence
jika yang berubah hanya relief etopusequence
jika yang berubah hanya waktu chronosequence
1. Bahan Induk Tanah
Tanah
terbentuk dari bahan batuan yang mengalami fragmentasi dan proses pelapukan (fragmented rock material). Fragmented rock material dapat tetap di
atas bedrock asal sebagai bahan yang relatif tidak padu (uncosolidated material) atau in situ, tapi kebanyakan telah tererosi dan
ditransportasikan baik oleh air, angin, es atau gravitasi ke lain tempat
membentuk deposit (debris
mantles).
Bahan-bahan deposit tak padu inilah (bukan solid bedrock) yang umumnya disebut
sebagai bahan induk tanah (soil parent materials). Tanah bersama dengan debris atau bedrock yang
terlapuk di bawahnya disebut sebagai regolith.Bahan yang merupakan asal tanah
disebut sebagai BAHAN INDUK. Sedikit tanah yang berkembang secara langsung dari
batuan di bawahnya. Kebanyakan tanah berkembang dari bahan-bahan dari tempat
lain. Bahan-bahan di bagian bawah tanah biasan.Oleh karena batuan tersusun atas mineral-mineral yang
beragam serta berbeda ketahanannya terhadap pelapukan, maka mineralogi bahan
induk sangat berpengaruh atas laju perkembangan tanah, tipe produk
pelapukan, komposisi mineral dari tanah, dan kesuburan kimia tanah.
Konsolidasi dan ukuran partikel bahan induk juga berpengaruh atas permeabilitas
air.
2. Iklim
Tanah
bervariasi bergantung dari iklim. Suhu dan kelembaban menyebabkan perbedaan
dalam pelapukan (weathering) dan pelindian (leaching). Sedangkan angin
mendistribusikan pasir dan partikel lainnya terutama di daerah iklim arid.
Jumlah, intensitas, waktu dan macam dari presipitasi mempengaruhi pembentukan
tanah. Perubahan suhu musiman dan harian mempengaruhi kelembeban, aktifitas
biologi, laju reaksi kimia dan tipe vegetasi.Faktor yang
sangat berpengaruh atas pembentukan tanah. Iklim berpengaruh langsung terhadap
pembentukan tanah melalui suhu dan curah hujan, dan secara tidak langsung
melalui pengaruhnya atas vegetasi (organisme) dan berinteraksi dengan bentuk
lahan (relief) dalam mempengaruhi hubungan air dan tanah.
·
Pengaruh langsung suhu dan curah hujan
Air
merupakan komponen yang sangat penting dalam semua proses pelapukan kimia dan
fisika. Input curah hujan ke dalam tanah mempunyai pengaruh yang besar atas
perkembangan tanah melalui pelapukan dan pelindian dari produk pelapukan. Laju
pelapukan juga secara kuat bergantung kepada suhu. Setiap kenaikan 10oC, laju
reaksi kimia dalam pelapukan akan meningkat 2 atau 3 kali.
·
Pengaruh tidak langsung
Biasanya
dijumpai hubungan yang kuat antara iklim dan kandungan humus tanah, oleh karena
pengaruh dari iklim atas produksi biomas dan laju dekomposisi seresah tanaman
dan bahan organik tanah lainnya. Curah hujan akan mempengaruhi produktifitas
vegetasi. Suhu berpengaruh atas laju dekomposisi bahan organik, sehingga
sehingga kandungan humus yang tinggi biasanya ditemukan pada daerah iklim
lembab dan sejuk. Iklim panas, baik kering maupun lembab cenderung menyebabkan
kandungan humus yang rendah
Organisme sangat berpengaruh
terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
a. Membuat
proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi.
Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan
tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh
proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.
b. Membantu
proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan
dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan
membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
c. Pengaruh
jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah
beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk
tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan
vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan
organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.
d. Kandungan
unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat
tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan
K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat
keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.
4.
ReliefAda 3 jalur utama pengaruh relief
atas pembentukan tanah:
a. pengaruh kelerengan atas jeluk
tanah
b. modifikasi pengaruh iklim
c.mempengaruhi hubungan kelembaban
d.Tebal atau tipisnya lapisan tanahDaerah yang memiliki topografi
miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan
daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi
e. Sistem drainase/pengaliranDaerah yang drainasenya jelek
seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam
5.
Waktu
Pelapukan dan proses pembentukan
tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang lama. Tahap awal terjadi
pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan mineralogi pada bahan induk,
selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga membentuk
horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan
tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama. Adanya proses pembentukan tanah
yang terus menerus berlangsung dalam waktu lama, maka bahan induk tanah berubah
berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua. Tanah merupakan benda alam yang
terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh
karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak
mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral
yang sukar lapuk seperti kuarsa.
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK TANAH
REFERENSI:
Herry O Buckman,1982,Ilmu Tanah(Terjemahan Soegeman),Jakarta:Bhratara Karya Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar