Rabu, 30 April 2014

FAKTO-FAKTOR PEMBENTUK TANAH

FAKTOR PEMBENTUK TANAH Lima faktor yang mengontrol pembentukan dan perkembangan tanah (Jenny,1941), yaitu:

iklim(climate)
bahan induk (parent material = p),

waktu (time = t),
organisme (organisms=o)


Dalam kenyataannya ada interdependensi antar faktor, misalnya antara organisme dan iklim. Iklim dan organisme merupakan faktor pembentuk tanah yang aktif, sedangkan bahan induk adalah faktor pasif. 
Dalam hal satu faktor yang berubah, sementara yang lain tetap disebut :
                                                                                                                     
 jika yang berubah hanya bahan induk                                                          lithosequence,              
jika yang berubah hanya  iklim                                                                      climosequence               
 jika yang berubah hanya  organism                                                              biosequence 
jika yang berubah hanya  relief                                                                     etopusequence
jika yang berubah hanya waktu                                                                    chronosequence


 1.     Bahan Induk Tanah

Tanah terbentuk dari bahan batuan yang mengalami fragmentasi dan proses pelapukan (fragmented rock material). Fragmented rock material dapat tetap di atas bedrock asal sebagai bahan yang relatif tidak padu (uncosolidated material) atau  in situ, tapi kebanyakan telah tererosi dan ditransportasikan baik oleh air, angin, es atau gravitasi ke lain tempat membentuk deposit (debris mantles). Bahan-bahan deposit tak padu inilah (bukan solid bedrock) yang umumnya disebut sebagai bahan induk tanah (soil parent materials). Tanah bersama dengan debris atau bedrock yang terlapuk di bawahnya disebut sebagai regolith.Bahan yang merupakan asal tanah disebut sebagai BAHAN INDUK. Sedikit tanah yang berkembang secara langsung dari batuan di bawahnya. Kebanyakan tanah berkembang dari bahan-bahan dari tempat lain. Bahan-bahan di bagian bawah tanah biasan.Oleh karena batuan tersusun atas mineral-mineral yang beragam serta berbeda ketahanannya terhadap pelapukan, maka mineralogi bahan induk sangat berpengaruh atas laju perkembangan tanah, tipe produk pelapukan,  komposisi mineral dari tanah,  dan kesuburan kimia tanah. Konsolidasi dan ukuran partikel bahan induk juga berpengaruh atas permeabilitas air.


 

2.     Iklim

Tanah bervariasi bergantung dari iklim. Suhu dan kelembaban menyebabkan perbedaan dalam pelapukan (weathering) dan pelindian (leaching). Sedangkan angin mendistribusikan pasir dan partikel lainnya terutama di daerah iklim arid. Jumlah, intensitas, waktu dan macam dari presipitasi mempengaruhi pembentukan tanah. Perubahan suhu musiman dan harian mempengaruhi kelembeban, aktifitas biologi, laju reaksi kimia dan tipe vegetasi.Faktor yang sangat berpengaruh atas pembentukan tanah. Iklim berpengaruh langsung terhadap pembentukan tanah melalui suhu dan curah hujan, dan secara tidak langsung melalui pengaruhnya atas vegetasi (organisme) dan berinteraksi dengan bentuk lahan (relief) dalam mempengaruhi hubungan air dan tanah.

·       Pengaruh langsung suhu dan curah hujan

Air merupakan komponen yang sangat penting dalam semua proses pelapukan kimia dan fisika. Input curah hujan ke dalam tanah mempunyai pengaruh yang besar atas perkembangan tanah melalui pelapukan dan pelindian dari produk pelapukan. Laju pelapukan juga secara kuat bergantung kepada suhu. Setiap kenaikan 10oC, laju reaksi kimia dalam pelapukan akan meningkat 2 atau 3 kali.

·       Pengaruh tidak langsung

Biasanya dijumpai hubungan yang kuat antara iklim dan kandungan humus tanah, oleh karena pengaruh dari iklim atas produksi biomas dan laju dekomposisi seresah tanaman dan bahan organik tanah lainnya. Curah hujan akan mempengaruhi produktifitas vegetasi. Suhu berpengaruh atas laju dekomposisi bahan organik, sehingga sehingga kandungan humus yang tinggi biasanya ditemukan pada daerah iklim lembab dan sejuk. Iklim panas, baik kering maupun lembab cenderung menyebabkan kandungan humus yang rendah 


3.     Organisme (VegetasiJasad renik/mikroorganisme)


 Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:

a.       Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.

b.      Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.

 c.       Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.

 d.      Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.  

 4.     ReliefAda 3 jalur utama pengaruh relief atas pembentukan tanah:

a. pengaruh kelerengan atas jeluk tanah

b. modifikasi pengaruh iklim

c.mempengaruhi hubungan kelembaban          

  d.Tebal atau tipisnya lapisan tanahDaerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi      

e.  Sistem drainase/pengaliranDaerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam  


 5.     Waktu

 Pelapukan dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang lama. Tahap awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan mineralogi pada bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga membentuk horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama. Adanya proses pembentukan tanah yang terus menerus berlangsung dalam waktu lama, maka bahan induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua. Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.


FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK TANAH




 REFERENSI:

Herry O Buckman,1982,Ilmu Tanah(Terjemahan Soegeman),Jakarta:Bhratara Karya Aksara.

http://shaylife.blogspot.com/2012/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.htmlhttp://benitohp.wordpress.com/2011/03/09/ilmu-tanah/   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar